Dua puluh Sifat Wajib bagi Allah itu 20 Sifat.
Sifat wajib ini tidak ada pada baharu/makhluk. Semuanya Sifat Tuhan.
Wujud
Artinya wajib ADA pada Allah. Yang wajib ADA hanya Allah. Sudah tahu yang wajib ADA itu Allah, kalau masih di dalam hati merasa kita ada: syirik. Karena masih merasa ada diri. Di dalam jangan ada merasa diri lagi. Di dalam [secara batiniyah] merasa hanya Allah saja ADA. Di dalam hati itu Allah saja ADA.
Sewaktu Rasulullah Saw. dan Abu Bakar r.a. sembunyi di Gua Tsur, di luar musuh mengepung. Kemudian di dalam hati [diri] Rasulullah Saw. ada perkataan, "Wa laa takhafu wa laa tahzan. Innallaaha ma Ana."
Siapa yang berkata di dalam itu? Allah. Jadi di dalam diri Rasulullah itu ada Allah. Jadi di dalam diri Rasulullah itu ada Allah. Rasululah esa dengan Allah; tidak bercerai dengan Allah.
ما ظنك يا أبا بكر باثنين الله ثالثهما
"Wahai Abu Bakar, apa dugaanmu yang bakal terjadi pada dua orang di mana yang ketiganya adalah Allah." [Shahih Muslim No.4389]
Pandangan syariat, di luar ada musuh. Pandangan di dalam hati, ADA Allah. Karena rasa kekalnya dengan ADA Allah yang di dalam hati itu, selamatlah keduanya. Karena berhubungan dengan rasa beserta Allah [billahi].
Hubungilah Allah dan Rasul itu karena keduanya ada pada kita. Syariatnya: jasad yang berhubungan dengan Allah. Hakikat-makrifatnya: rasa yang berhubungan dengan Allah dan Rasul.
Kebanyakan orang berdoa tidak ada atau kurang sekali menghubungkan rasa kepada Allah dan Rasul. Kebanyakan justru dihubungkannya ke syariat saja. Mana syariat yang dimaksud? Yaitu pada susah, sedih, kurang, sempit, dan sebagainya.
Begitulah pula dalam shalat. Jasad itu alat syariat, berhubungan kepada Allah. Hati alat makrifat, berhubungan kepada Allah. RAsa itulah Rasul. Rasa di hati itu merasakan Allah saja. Rasa itu Rahasia. Rahasia itu Zat. Zat itulah yang berhubungan dengan Allah.
Contoh:
Taruh gula di atas lidah. Kalau gula sudah meresap di lidah, seluruh diri kita merasakan manis saja yang ada. Kalau rasa yang di hati kekal ke Allah; kalau rasa Allah ini sudah meresap di hati, maka hati kita menjadi plong [lapang]. Rasa Allah saja ADA, itulah hati yang sampai pada Allah [qalbun salim]. Rasa itulah yang sampai pada Allah. Ingat, jangan lupa: Rasa itu Rahasia. Rahasia itu Zat. Zat itulah yang sampai pada Allah [Zatnya Zat | Rabbul izzati].
"Aku jadikan diri kamu dan segala perbuatan kamu." [Q.S. As-Shaaffaat: 96]. Rasakan diri kita dan perbuatan kita dari Allah. Jangan dirasakan perbuatan zahir saja, perbuatan batinnya tetap ke Allah.
Sebelum yang zahir berbuat, yang di dalam perlu mengetahui terlebih dahulu.
Contoh:
Kita melihat ada orang asing datang kepada kita. Di dalam merasa tidak suka dan marah. Itulah setan yang datang.
Kita memandang minuman. Zahir kita memandang minuman, sedangkan batin kita, sadar tidak dengan Nur Muhammad? Kalau tidak sadar, buta batinnya karena terpengaruh oleh makhluk saja. Hendaklah meminta izin dulu [sebelum minum].
Apabila ada mau bicara, itu nafsu. Karena dari keinginan. Keinginan itu nafsu. Segala-galanya sabar dulu. Kalau timbul keinginan ini-itu, sabar dulu. Mau marah pun, sabar dulu. Jangan diikuti. Kalau langsung diikuti, setan masuk.
Ini permainan tajalli. Hendaklah dilatih. Setiap lupa, ingat-ingat lagi. Hanya jangan mengaku. Lupa-ingat itu ibadah. Siapa yang mengingatkan akan Tuhan? Siapa yang melupakan akan Tuhan? Tuhan Mahakuasa.
Manusia banyak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa. Orang Arab belum tentu tahu bahasa Arab. Quran itu bahasa Arab yang halusnya [versi halus]. Ada di dalam lubuk hati Nabi Muhammad Rasulullah Saw. yang berbahasa, "Wa laa takhafu wa laa tahzan" yang di dalam diri Rasul itu siapa? Itulah Allah. Inilah perlunya tauhid. Jangan disepelekan tauhid ini. Buah tauhid itu amal. Kalau tidak ada amal, palsu tauhidnya dan palsu pula makrifatnya.Syaikh Siradj
"Hubungkan Rasa pada Allah dan Rasul"

By
Published: 2013-05-26T22:28:00+07:00
Rasa Wujud | Pengajian Ibu-Ibu