Cara Mengingat Allah Tanpa Lalai Sedetik Pun ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Cara Mengingat Allah Tanpa Lalai Sedetik Pun

Dalam Keadaan Berdiri, Duduk, dan Berbaring







Salam alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,
Berikut ini semacam lanjutan dari postingan senada sebelum ini, Pijakan Sejarah dan Dalil "Diam-Sadar" dalam Islam.

Dulu sekali, sewaktu saya masih duduk di bangku sekolah menengah (SMA), saya berpandangan bahwa mengamalkan ayat di bawah ini adalah mustahil. Sebab tafsirnya menyatakan bahwa mengingat Allah itu tidak boleh lalai barang satu detik pun. Bagaimana mungkin? Sedangkan kita saja ketika sedang berbicara dengan teman, lupa Allah; ketika sedang menonton TV, lupa Allah; terlebih lagi ketika kita sedang tidur. Mustahil.

Tapi kini kebingungan belasan tahun lalu itu terjawab sudah. Bahkan diketahui bahwa lalai orang yang sudah kenal itu berbeda dengan lalainya orang yang belum kenal. Allahua'lam. Baiklah.. semoga kita semua Allah golongkan ke dalam insan-insan yang dimaksud dalam dalil-dalil berikut. Aamiiin Yaa Rabbb.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, [yaitu] orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata]: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Al-Imran: 190-191)


Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin ‘Utsman bin Karamah telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal telah menceritakan kepadaku Syarik bin Abdullah bin Abi Namir dari ‘Atho` dari Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah berfirman,
"Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan (perkara syariat), jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan kebaikan, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-Ku, pasti Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya.” (H.R. Bukhari 6021)


Isi pembicaraan:

  • memikirkan Zat Allah itu bukan tidak boleh, melainkan memang tidak mungkin;
        tentang perbedaan zat-mutlak dan zat-sifat;



  • tentang hal keesaan Tuhan-hamba (bukan prinsip manunggaling kawulo-Gusti);



  • perbedaan tafakur hakiki dengan amalan di luar Islam, seperti tapa brata, meditasi, semedi, dan lain-lain.




  • Catatan: Penunggu Sarang ini bukan guru tauhid. Masih pelajar tauhid juga. Maka, mari kita berjalan bersama-sama menuju keridaan dan karunia Allah Swt. Sebab tidak ada senioritas dalam memperoleh takwa; tidak ada yang bisa mendikte turunnya karunia Allah atas orang-orang yang dikehendaki-Nya.


    1. MUXLIMO: Salam alaikum, Kang... 
    2. AKANG TEA: Wa'alaikumsalam....Kang
    3. AKANG TEA: diantosan sumpingna Kang... [ditunggu kehadirannya, Kang]
    4. AKANG TEA: alhamdulillah........sumping oge [alhamdulillah ..datang juga]
    5. AKANG TEA: Kang....maaf....bade naros....perkara "diam"....... [Kang, maaf mau tanya..perkara "diam"]
    6. MUXLIMO: aduh..hatur nuhun ah, Kang [aduh..makasih ah, Kang]
    7. MUXLIMO: siap..Kang
    8. AKANG TEA: kumaha tah DIAM eta..... [bagaimana tuh DIAM itu..]
    9. MUXLIMO: muhun, Kang.. pami Akang tos yakin yen amalan "diam" ieu teh sanes ti akidah di luar Islam.. abi bade teras cobi dugikeun pahaman tur cara prektekna nya [Baik, Kang.. kalau Akang sudah yakin bahwa amalan "diam" ini bukan dari akidah di luar Islam..akan saya coba sampaikan pahaman dan cara praktiknya]
    10. AKANG TEA: alhamdulillah...Mugiya Allah masihkeun kafahaman ka diri abdi.... [Alhamdulillah.. semoga Allah memberikan kepahaman pada diri saya...]
    11. AKANG TEA: mangga lajengkeun Kang....  [silakan lanjutkan, Kang..]
    12. MUXLIMO: alhamdulillaah.. aamiin
    13. MUXLIMO: janten kieu kang.. landasan teori na mah.. "barang siapa mengenal Allah dengan sebenar2 pengenalan, kalla lisanuhu=kelu lidahnya=diam"  [Jadi begini, Kang.. landasan teorinya itu.. "barang siapa mengenal Allah dengan sebenar2 pengenalan, kalla lisanuhu=kelu lidahnya=diam" ]
    14. MUXLIMO: diam yang bagaimana?
    15. AKANG TEA: menyimak....
    16. MUXLIMO: di quran disebutkan anjuran untuk memikirkan ayat2 kauniah dan qauliyah
    17. MUXLIMO: artinya setiap yang kauniyah dan qauliyah <== semuanya adalah makhluk
    18. AKANG TEA: leres pisan....
    19. MUXLIMO: nah, memikirkan alam dan segala makhluk, <=== pake pikiran perasaan MUXLIMO: kalau memikirkan Penciptanya gimana? <=== jangan pake pikiran dan perasaan sebab Allah itu laysa kamitslihi syaiun <== tidak sama dengan makhluk
    20. AKANG TEA: Jempoool.....
    21. MUXLIMO: maka memikirkan Allah, mengingat Allah, zikrullah = TIDAK PAKE PIKIRAN PERASAAN
    22. AKANG TEA: lereeeess pisaaan.... [benar sekaliii..]
    23. MUXLIMO: alhamdulillahhh....
    24. AKANG TEA: teras.... [lanjut...]
    25. MUXLIMO: siap, Kang
    26. MUXLIMO: Akang tos terang perkawis perbedaan Zat-mutlak sareng zat-sifat?   [Akang sudah tahu mengenai perbedaan zat-mutlak dan zat-sifat?]
    27. AKANG TEA: sakedik.... [sedikit...]
    28. MUXLIMO: mangga kang.. abi nyimak heula nya  [Silakan, Kang.. saya nyimak dulu ya..]
    29. MUXLIMO: *sambil pamit BRB sakedap, damel kupi heula nya Kang [sambil pamit BRB sebentar, buat kopi dulu ya, Kang..]
    30. AKANG TEA: mangggaaa.... [silakaaan...]
    31. AKANG TEA: hehehe
    32. MUXLIMO: siop
    33. MUXLIMO: *sip hehehe
    34. AKANG TEA: abdi mah mung tiasa nyontohkeun gula... [Saya hanya bisa mencontohkan gula..]
    35. AKANG TEA: GULA wujudna.... [GULA wujudnya...]
    36. AKANG TEA: manis rasana...  [manis rasanya..]
    37. AKANG TEA: manis teu disebat gula....  [manis tidak disebut gula]
    38. AKANG TEA: mung sakitu pemahaman abdi mah.....masih cetek...  [hanya segitu pemahaman saya..masih cetek..]
    39. MUXLIMO: *back
    40. AKANG TEA: duka tah...mana anu ZAT MUTLAK....mana anu ZAT SIFAT....hehehe  [Tidak tahu tuh, mana yang ZAT MUTLAK... mana yang ZAT SIFAT...hehehe]
    41. MUXLIMO: hehehe siap..
    42. MUXLIMO: teu aya anu cetek pami tujuan akhir na menuju Gusti mah, Kang  [tidak ada yang cetek kalau tujuan akhirnya menuju Allah, Kang]
    43. AKANG TEA: Insya allah...Kang...
    44. MUXLIMO: insyaAllah
    45. AKANG TEA: mangga teraskeun kang...abdi nyimak [silakan lanjutkan, saya menyimak]
    46. MUXLIMO: siap.. bismillahirrahmaanirrahiimm
    47. MUXLIMO: janten kieu Kang.. Mahluk anu diciptakeun pertama pisan, pan Nur Muhammad ..nah, makluk pertama ini disebut juga sumber segala penciptaan makhluk lainnya   [Jadi begini, Kang.. Makhluk yang pertama sekali diciptakan, 'kan Nur Muhammad.. nah makhluk pertama ini disebut juga sumber segala penciptaan makhluk lainnya ]
    48. MUXLIMO: Nur Muhammad inilah yang disebut zat mutlak alias zat sumber segala makhluk (sekalian alam termasuk diri kita)
    49. MUXLIMO: zat mutlak itu maksudnya: zat yang belum bersifat
    50. MUXLIMO:zat ini <== belum bersifat= tidak berbentuk, tidak berwarna, tidak berbau, tidak diatas, di bawah, dll <== zat ini qadim, dan laysa kamitslihi syaiun , sedangkan Allah terlebih laysa kamitslihi syaiun.
    51. MUXLIMO: makanya ada larangan memikirkan zat Allah, bukan gak boleh, karena emang gak bisa
    52. MUXLIMO: sedangkan zat-sifat: zat yang sudah ada sifatnya: seperti berbentuk, berwarna, berbau, bisa diraba, dirasa, dibayangkan, dll termasuk kita ini. jasad kita zat sifat
    53. MUXLIMO: nah, kedudukan zat-sifat ini esa dengan zat-mutlak, bukan terpisah juga bukan melebur.. memang dari dulunya diciptakan esa.
    54. MUXLIMO: misalnya kita ingin tau hakikinya benda yang namanya kapur tulis..ya, Kang
    55. MUXLIMO: hakikinya kapur tulis=zat mutlak kapur ya
    56. MUXLIMO: nah, untuk tau seperti apa zat mutlak kapur, maka kita musti mengikis habis sifat2 yang ada pada kapur
    57. MUXLIMO: Urang kerok tah kapur teh, dugi teu aya warna bodas na, dugi teu aya nu tiasa diraba, dugi teu aya nu tiasa diambu, dugi teu aya nu tiasa ditingal deui, dugi teu aya deui bentukna, dugi teu aya deui dll-na [Kita kikis kapur itu, sampai tidak ada lagi warna putihnya, sampai tidak ada lagi yang bisa diraba, sampai tidak ada lagi yang bisa dicium, sampai tidak ada lagi yang bisa dilihat, sampai tidak ada lagi bentuknya, sampai tidak ada lagi dan lain lainnya]
    58. MUXLIMO: tah, pami atos teu aya sifat zat kapur, eta anu disebat zat mutlak kapur teh, Kang..  [Nah, kalau sudah tidak ada sifat zat kapur, itulah yang disebut zat mutlak kapur itu, Kang..]
    59. MUXLIMO: itulah namanya laysa kamitslihi syaiun, tidak bisa ditafsir..
    60. MUXLIMO: kumaha Kang? [Bagaimana, Kang?]
    61. AKANG TEA: pami disandingkeun ka jalmi? [Kalau dicontohkan pada manusia?]
    62. MUXLIMO: siap
    63. AKANG TEA: punten kang...posisi abdi CANGKIR KOSONG [maaf ya, Kang.. posisi saya layaknya CANGKIR KOSONG]
    64. MUXLIMO: siap, kang..posisi abi mung sebagai tukang ketik pahaman guru nya Kang..  [siap, Kang.. posisi saya  pun hanya sebagai tukang ketik pahaman dari Guru ya, Kang..]
    65. MUXLIMO: kerok sadaya rambut, kulit, daging, tulang, urat, getih, sadaya na.. dugi teu aya nu bisa ditafsir deui.. (jadi, zat kapur dan zat manusia itu sama 'kan?!) sebab dari sumber yang sama, Zat (alias Nur Muhammad)  [Kikis semua rambut, kulit, daging, tulang, urat, darah, semuanya.. sampai tidak ada lagi yang bisa ditafsir lagi.. (jadi, zat kapur dan zat manusia itu sama'kan?!)  sebab dari sumber yang sama, Zat (alias Nur Muhammad)]
    66. MUXLIMO: pami disandingkeun ka gula mah.. dugi teu aya rasa manis na oge, kumargi rasa manis teh masih sifat   [kalau dicontohkan pada gula.. sampai tidak ada lagi rasa manisnya, sebab rasa manis itu masih sifat]
    67. MUXLIMO: janten, dina hakiki Islam, hakikat rasa manis itu=hakikat zat=tak bisa ditafsir teu aya rasa na. Kumaha Kang? jheheheh  [jadi, dalam hakiki Islam, hakikat rasa manis itu=hakikat zat=tak bisa ditafsir, tidak ada rasanya. Bagaimana, Kang? jheheheh]
    68. AKANG TEA: kedaaap.....satukan langkah duluuuuuu....hahahaha   [bentaarrr... satukan langkah duluuuu....hahahaha]
    69. MUXLIMO: ahahah mangga.. take ur time, Kang
    70. AKANG TEA: dina pamikiran abdi RASA teh aya DUA....  [dalam pemikiran saya, RASA itu ada DUA...]
    71. MUXLIMO: mangga.. kumaha tah kang [baik, bagaimana itu, Kang?]
    72. AKANG TEA: RASA anu pasti karasa.....misalna RASA INDERA....nyaeta RASA LAPER....RASA ENAKNA KOPI.....RASA NYERI DITABOK.....hehehehe   [Rasa yang pasti terasa... misalnya RASA INDERA...yaitu RASA LAPAR...RASA ENAKNYA KOPI.. RASA SAKIT DITAMPAR..heheheh]
    73. MUXLIMO: wkwkkwkwk
    74. AKANG TEA: rasa anu hijina...RASA HATE.....misalna RASA NYERI HATE...RASA BEUNGHAR...RASA AING.....dll...  [Rasa yang satunya lagi.. RASA HATI.. misalnya RASA SAKIT HATI.. RASA KAYA..RASA DIRI.. dll...]
    75. MUXLIMO: siap
    76. AKANG TEA: taaaah.......rasa mana anu Akang maksad teh.... [Naah.. rasa mana yang Akang maksud itu..? ]
    77. AKANG TEA: sanes rasa kopi pan???  [bukan rasa kopi 'kan???]
    78. MUXLIMO: siap
    79. MUXLIMO: wkwkwkkw sanes [wkwkwkwkwk bukan]
    80. AKANG TEA: siiipp.....satu langkah.......lanjuuuuutttt....kang
    81. MUXLIMO: siap
    82. MUXLIMO: dina,, pemahaman tauhid.. bahka rasa hati, <== sadarajat sareng pikiran.. itu semua masih rasa sifat, belum rasa zat kan tidak mungkin "barang" yang tiada tafsirnya bisa dirasa dengan yang masih bisa ditafsir
    83. AKANG TEA: benuuulll......pisan
    84. MUXLIMO: alhamdulillaah
    85. MUXLIMO: maka, cara merasakan dan memikirkan zat itu.. dengan diam, dari diam itulah nanti kita bisa merasakan YANG TIADA RASANYA, TAPI TERASA<== diistilahkan dalam tauhid: RASA DI DALAM RASA. DIAM=tidak ada tafsirnya,
    86. 'kan.. diam namanya juga
    87. AKANG TEA: tidak memikirkan....tidak merasakan.....itu DIAM?
    88. MUXLIMO: yes, leres Kang [ya, betul, Kang]
    89. MUXLIMO: tapi benten sareng mengosong2kan pikiran dan perasaan yah [tapi berbeda dengan mengosong-kosongkan pikiran dan perasaan ya..]
    90. AKANG TEA: taaaah...bentena dimana kang.....[Nahh... bedanya di mana, Kang?]
    91. MUXLIMO: siap
    92. AKANG TEA: cihhhuuuyyy......bere nyaho atuh kaaaang...... [Cihuyyyy... beri tahu dong, Kaaaang]
    93. MUXLIMO: wkwkwkwkwk muhun badeeee [wkwkwkwkwkw iya, mau..  ]
    94. MUXLIMO: pami mengosongkan pikiran dan perasaan <== secara hakiki, kita gak sopan sama Allah, sebab sudah Allah tetapkan pikiran dan perasaan itu ada. [kalau mengosongkan pikiran dan perasaan <=== secara hakiki, kita tidak sopan pada Allah.. sebab sudah Allah tetapkan pikiran dan perasaan itu ada.]
    95. AKANG TEA: taaah....etaa......hiji kajawab....cihhuuuuyy... [naaah... itu...satu terjawab.. cihhuyyyyyy...]
    96. MUXLIMO: meniada-tiadakan yang sudah ditetapkan Allah ada-nya, sama dengan berbuat kepalsuan
    97. MUXLIMO:
    98. MUXLIMO: juga jangan memusatkan pikiran (konsentrasi), misalnya ke satu titik. <== ini sama dengan zikir ke titik, bukan ke Allah ..titik masih makhluk dan masih bisa ditafsir 'kan?!
    99. AKANG TEA: siiiiippp.....teraas...terasss [ssiiiiiiiiiiiiiiiiip... lanjut....lanjut..]
    100. MUXLIMO: alhamdulillah..
    101. MUXLIMO: lalu, kenapa diam itu tidak boleh dengan mengosong2kan pikiran, juga memusat-pusatkan pikiran?
    102. MUXLIMO: sebab..
    103. MUXLIMO: kalau mengosongkan pikiran+perasaan = mengundang jin - setan masuk ke jasad. <== BAHAYA!
    104. AKANG TEA:
    105. MUXLIMO: yang namanya "rumah kosong" siapa aja bisa masuk, termasuk bangsat, garong, genderuwo, ririwa, dll kan kang?!
    106. AKANG TEA: taaah...etaa....
    107. MUXLIMO: ehehe
    108. AKANG TEA: abdi ngaca wae to sieun...... [saya becermin saja takut... ] 
    109. MUXLIMO: wkwkwkkwkwkw
    110. MUXLIMO: piraku ah, sakitu menggoda kitu senyum na poto na
    111. AKANG TEA: biasa lah Kang...efek foto
    112. MUXLIMO: wkwkwkkwkwkwwkwk merendah tah..
    113. AKANG TEA: teraaass...  [lanjuuuutt...]
    114. MUXLIMO: wkwkwkwkwk siap
    115. MUXLIMO: okok, lanjut nya, Kang..
    116. AKANG TEA: mangga kang...
    117. MUXLIMO: kenapa jangan memusatkan pikiran? sebab, misalnya kita fokus ke satu titik.. lama2 kita bisa lengah atau kesadaran menurun karena cape.. nah, di saat itulah setan ambil kesempatan dalam kesempitan.. dia nyamar jadi titik dulu, lalu tiba2 berkembang jadi cahaya, bahkan bisa tiba2 menyerupakan "surga" <== padahal alam jin.. atau menyerupakan haji anu, ustad anu, wali anu, dll  BAHAYA!!
    118. AKANG TEA:
    119. MUXLIMO: naha bet, Kang??
    120. MUXLIMO:
    121. AKANG TEA: sieun dibantun ku nu kitu Kang...... [takut dibantu oleh yang begitu, Kang..]
    122. MUXLIMO: muhun! amit amit nya kang !!
    123. AKANG TEA: teraskeun Kang....
    124. MUXLIMO: siap..
    125. MUXLIMO: nah, Kang.. teknik diam yang mengosongkan atau memusatkan pikiran inilah cara berkhidmat atau cara zikir tingkat tingginya keyakinan lain di luar Islam
    126. MUXLIMO: bukti: orang [..] kalau mati dibakar<== menurut mereka beginilah memfanakan diri ituh
    127. MUXLIMO: di [...] dan keyakinan lain juga ada "diam" kan? meditasi, tapa, dll
    128. AKANG TEA: leres pisan....
    129. AKANG TEA: ulah mah di keyakinan lain.....di urang oge seu'eur Kang... [jangankan di keyakinan lain.. di kita juga banyak yang begitu, Kang...]
    130. MUXLIMO: muhun, Kang.. saleresna seueur keneh Islam anu salah kaprah dina amalan makfifat teh.  [Iya, Kang.. sebenarnya.. masih banyak orang Islam yang salah kaprah dalam mengamalkan makrifat.]
    131. Jadi hakikatnya, setiap manusia itu ada fitrah mencari Tuhan.. tapi karena mereka mengingkari Quran dan menolak Muhammad Saw.,.. Allah biarkan mereka (istidraj) dibimbing ku Iblis, setan, nafsu..dll
    132. AKANG TEA:
    133. MUXLIMO: tah.. pami diam versi Islam mah da aya sejarah na [Nah.. kalau diam versi Islam itu ada sejarahnya, Kang. ]
    134. MUXLIMO: yaitu ketika Nabi Ibrahim a.s. pikirannya buntu setelah gagal menemukan Tuhan, *setelah yakin matahari bukan tuhan, bulan juga bukan, dll juga bukan"pikiran buntu" = diam
    135. MUXLIMO: ini diteladani juga oleh khatamul nabiyyin Muhammad Rasulullah Saw. <== dilakukan di Gua Hira makanya sering disebut, Ibrahim itu "Bapak Tauhid" dan ajaran Muhammad itu mengikuti millah Ibrahim
    136. AKANG TEA: leres pisan...
    137. MUXLIMO: alhamdulillaah
    138. MUXLIMO: nah, kita baru sampai di gerbang praktek yeuh, Kang.. [Nah, sekarang kita sampai di gerbang praktik nih, Kang..]
    139. MUXLIMO: siap?
    140. AKANG TEA: mangggaaa....
    141. MUXLIMO: wkwkkwkw meni atoh kituuuu
    142. AKANG TEA: siyap....
    143. AKANG TEA: kedah atoh mah Kang........
    144. MUXLIMO: hehehehe muhun..
    145. AKANG TEA: lajengkeun Kang....lajengkeun....
    146. MUXLIMO: siap
    147. MUXLIMO: karena kita sudah paham bahwa zat sifat itu esa dengan zat mutlak, juga perlu diyakini bahwa zat-sifat dan zat-mutlak itu esa juga dengan Tuhannya (Rabbul Izzati)
    148. MUXLIMO: Tuhannya sekalian zat
    149. MUXLIMO: nah..
    150. MUXLIMO: zat-sifat kita ketahui sebagai segala yang terpandang, terpikir, terbayang, bisa diraba, dirasa, dll ya, Kang
    151. MUXLIMO: termasuk angin, <===teu katingal tapi karaos ngahembosssss
    152. AKANG TEA: kadangu deuih.......tiiiuuuuuuuuttt
    153. MUXLIMO: wkwkwkwkwkwkkwkwkkw angin kubro ta mah pleus parfumm
    154. MUXLIMO: nah..
    155. MUXLIMO: mana yang disebut zat-sifat itu? diri kita, segala benda, termasuk maharuang yang meliputi kita. ya 'kan, Kang?
    156. MUXLIMO: salah satu zat sifat itu ruang yang ada sekeliling kita, meliputi kita
    157. MUXLIMO: zat mutlak juga meliputi si zat-sifat ini
    158. MUXLIMO: lalu Tuhan gimana? Jangan lupa, ada ayat Wallahu bi kulli syai`in muhiith <== Allah meliputi segalanya (zatmutlak, zatsifat <== alias kita dan sekalian alam dan makhluk). semuanya diliputi Allah
    159. AKANG TEA: Kedaaap...keang.....kedaaaap....satukan langkah.... [bentaar..Kang..bentaar..satukan langkah,,,]
    160. MUXLIMO: siaaap
    161. AKANG TEA: Allah -----> zat mutlak----> Zat Sifat.... leres?
    162. MUXLIMO: iya bisa seperti itu, tapi jangan dipikirkan bahwa Allah "memecah diri-Nya" lalu jadi kita dan alam ya Kang <== ini mah pemahaman luar Islam (prinsip emanasi)
    163. AKANG TEA: ooo...tentu tidaaakkkss.....
    164. AKANG TEA: pan MELIPUTI......
    165. MUXLIMO: siap, akurrrr
    166. MUXLIMO: Allah<=== zat mutlak<==zat sifat (bersumber dari)
    167. MUXLIMO: dan.. keadaan antara zat-sifat--zat mutlak--YANG MAHA MELIPUTI ini..keadaannya ESA: tidak terpisah, tidak bersatu, bukan menyatu. melainkan esa: jauh tidak berjarak, dekat tidak bersentuh
    168. MUXLIMO: pami bahasa linggis na mah: COMPACT
    169. AKANG TEA: teras...
    170. MUXLIMO: sip
    171. MUXLIMO: maka teknik praktek diam itu begini, Kang..
    172. MUXLIMO: karena kita dulu dihidupkan Allah dengan "tiupan Ruh-Nya" via plasenta ibu kita
    173. MUXLIMO: maka di situlah letaknya Nur Muhammad pada diri setiap manusia, termasuk yang nonmuslim
    174. MUXLIMO: dina bujal [di pusat; udel]
    175. AKANG TEA: ke..heula....alhamdulillah....teu bodong......
    176. MUXLIMO: wkwkwkwkwk
    177. AKANG TEA: lajengkeun kang.....
    178. MUXLIMO: siap
    179. MUXLIMO: maka mendiamkan pikiran dan perasaan tidak bisa dengan menyetop pikiran (kepala) atau menyetop hati (di dada), hanya bisa dengan mendiamkan pikirannya pikiran dan perasaannya perasaan (di sama-tengah hati aliasNur Muhammad alias ruh alias wa fi sirri Ana)
    180. AKANG TEA: carana kang?
    181. MUXLIMO: siap
    182. MUXLIMO: diamkan pikiran dan perasaan dengan begini: jangan atur napas, jangan tahan napas juga. biarkan si bujal pada tempatnya (jangan ditarik2, jangan ditarik2 ke dalam perut, jangan juga diguar2 kaluar )
    183. AKANG TEA:
    184. MUXLIMO: ahahahha teruuuus...
    185. MUXLIMO: coba akang ayeuna oge lakukeun ieu nya, Kang..
    186. MUXLIMO: 1. baca basmalah;
    187. AKANG TEA: siap...
    188. MUXLIMO: 2. baca syahadat
    189. MUXLIMO: 3. sambil mendiamkan pusat tadi (si bujal), tatap ruang kosong di hadapan Akang
    190. MUXLIMO: 4. RASAKAN DIAMNYA SI RUANG KOSONG (ZAT-SIFAT) ITU. ..insyaAllah "terasa"
    191. MUXLIMO: *rasakan juga diamnya ruang kosong di sekeliling kita ini
    192. MUXLIMO: sadari kita berada di dalam maharuang, mahameliputi
    193. MUXLIMO: itulah esa beserta Allah
    194. MUXLIMO: kumaha tah, Kang
    195. AKANG TEA: jujur Kang....spechless....
    196. MUXLIMO: speechless karaos atanapi speechless binun tah, kang [speechless terasa atau speechless bingung tuh, Kang??]
    197. AKANG TEA: binun eta rasa naon.... [bingung itu rasa apa...]
    198. MUXLIMO: ahahahahhaha
    199. AKANG TEA: gak tahu harus ngetik apa...
    200. MUXLIMO: wkwkkwk ai eta ngetik
    201. AKANG TEA: eeh...enya nya.....
    202. MUXLIMO:
    203. AKANG TEA: binun kang...
    204. MUXLIMO: pami tacan "karaos" mah wajar...da memang kedah latihan sepanjang hayat [kalau belum "terasa", wajar.. soalnya memang perlu berlatih sepanjang hayat]
    205. MUXLIMO: itulah rasa yang tidak ada rasanya
    206. AKANG TEA: pami aya anu sasaliweran dina pikiran atanapi kabayang....kumaha tah Kang? [kalau ada yang berseliweran dalam pikiran atau terbayang.. bagaimana itu, Kang?]
    207. MUXLIMO: eta hartos na tacan diam [itu tandanya belum diam]
    208. AKANG TEA: cirina diam? [cirinya diam?]
    209. MUXLIMO: siap, moal waka dipasihan terang kumargi kin malah kapikiran kedah kitu.. jantten malah konsen tah [tidak akan diberitahu dulu sebab nanti malah terpikir-pikir musti seperti itu.. jadi malah berkonsentrasi ke situ nantinya..]
    210. AKANG TEA: aihh...enya nya......
    211. MUXLIMO: wkwkwkwkw
    212. AKANG TEA: da benten-benten carana Allah mah.....
    213. AKANG TEA: setujuuuhh...
    214. MUXLIMO: muhun Kang..
    215. MUXLIMO: carana teh asa aneh bin anajib tapi nyata nya
    216. AKANG TEA: keun lah Kang......ngarah abdi wae anu ngaraosan mah... [biarlah Kang.. biar hanya saya saja yang merasakannya...]
    217. MUXLIMO: sip
    218. MUXLIMO: kin pami aya nu "karaos" mangga urang diskusikeun deui nya, Kang [nanti kalau ada yang "terasa" silakan kita diskusikan lagi ya, Kang.]
    219. AKANG TEA: awas...moal dibagi da....koret... [awas.. tidak akan berbagi..soalnya pelit]
    220. MUXLIMO: kwkwkwkwkwkkw sanes ..pasti ke dibagi sadaya da [wkwkwkw tidak, pasti disampaikan semuanya kok..]
    221. AKANG TEA: hehehe
    222. MUXLIMO: ilmu tauhid mah hak setiap umat Muhammad da
    223. AKANG TEA: kang....bade naros Kang... [Kang, mau tanya...]
    224. MUXLIMO: mangga
    225. AKANG TEA: anu tadi teh...kahartos pisan.....alhamdulillah... [yang barusan itu .. terasa sekali.. alhamdulillah...]
    226. MUXLIMO: alhamdulilahi Rabbil alamiiiin
    227. MUXLIMO: itu tanda na Allah Kersa masihan karunia ka urang duaan Kang..sanes pedah abi nu pinter nerangkeun, sanes pedah akang oge pinter cepet nangkep obrolan.. MURNI KARUNIA HADIAH TI GUSTI TANPA MELIHAT BANYAKNYA DOSA ATAU SEDIKITNYA AMAL.. ar-Rahmaan ar-Raahiim [itu tandanya Allah berkehendak melimpahkan karunia pada kita berdua, Kang.. bukan karena saya yang pandai menerangkan, bukan juga karena akang pintar sehingga cepat menangkap inti pembicaraan.. INI MURNI KARUNIA HADIAH DARI ALLAH TANPA MELIHAT BANYAKNYA DOSA AAU SEDIKITNYA AMAL.. AR-RAHMAAN AR-RAAHIIM]
    228. AKANG TEA: keun perkawis abdi mah....daa...eta anu pangterangna wayes abdi mung Allah.... [biar masalah saya.. itu yang paling tahu hanya saya dan Allah...]
    229. AKANG TEA: pasti Allah....masihan na oge moal sakaligus..... [pasti Allah.. memberikannya tidak akan sekaligus..]
    230. MUXLIMO: muhun, lerees pisan Kang..
    231. MUXLIMO: pami sakaligus mah bisa2 majnun <== dina bahasa tasawuf mah [Kalau diberikan sekaligus bisa-bisa majnun <== dalam peristilahan tasawuf ]
    232. AKANG TEA: saking ku hemana Allah...mangkana teu disakaliguskeun.... [saking sayangnya Allah.. maka tidak diberi sekaligus...]
    233. MUXLIMO: leres pisan!
    234. AKANG TEA: kieu Kang.....punten nya kang...sanes bade ngaitkeun kana mistik [begini, Kang.. mohon maaf.. bukan hendak mengait-kaitkan dengan mistik]
    235. MUXLIMO: mangga
    236. AKANG TEA: ari abdi kapungkur...kukurilingan teu puguh... [saya dahulu.. berkeliling tak tentu]
    237. MUXLIMO: lanjut
    238. AKANG TEA: kapanggih teh sareng jalmi anu rupa-rupa.....anu kasebat sakti lah...anu kasebat wali lah....anu kasebat guru lah.....  [berjumpa dengan orang bermacam-macam.. ada yang disebut sakti lah.. disebut wali lah.. yang disebut guru lah..]
    239. MUXLIMO: muhun.. ngartos abi.. mangga lanjut Kang.. [ya.. saya paham.. silakan lanjut, Kang]
    240. AKANG TEA: taah.....kadang-kadang abdi silaturahmi...ukur silaturahmi..... tapi naha....saurna mah...saurna mah yeuh.....sueur anu ngiringan abdi. da ari abdi mah tara ngaraos aya anu ngiringan....abdimah percanten ka Nu Kawasa wungkul... [Nah.. kadang-kadang saya bersilaturahim.. sekadar bersilaturahim.. tapi mengapa... ini katanya..katanya.. banyak "yang mengikut" ke saya.. Padahal kalau saya sih ]
    241. MUXLIMO: sip
    242. AKANG TEA: naaah...tiba-tiba abdi janten emut deui ka nu karawas kitu..... [naah.. tiba-tiba saya jadi teringat lagi pada yang begituan itu..]
    243. AKANG TEA: nyaeta pas abi cobi-cobi praktek DIAM... [yaitu ketika saya coba praktik DIAM..]
    244. MUXLIMO: sip paham
    245. AKANG TEA: hasilna teh....pas DIAM sapertos akang sebatkeun tadi.....naha bet asa aya anu bade kaluar tina tikoro.....  [hasilnya itu.... ketika DIAM seperti yang Akang sebutkan tadi... mengapa seperti ada yang mau keluar dari dalam tenggorokan...]
    246. AKANG TEA: batuk teu pupuguh....  [batuk tanpa sebab yang jelas]
    247. MUXLIMO: wow..
    248. AKANG TEA: tadi maghrib oge kitu....padahal nembe 1 menit kurang... [tadi waktu magrib juga begitu.. padahal baru satu menit kurang...]
    249. MUXLIMO: paham, Kang..
    250. AKANG TEA: taah.....
    251. AKANG TEA: apa memang ada proses detoks......
    252. AKANG TEA: gaya...pake detoks sagala.....
    253. MUXLIMO: jaiakkaakkaka
    254. MUXLIMO: sejujurnya, leres Kang.. eta proses detoks  [sejujurnya, benar Kang.. itu proses detoks]
    255. AKANG TEA: lereeess??? [benaaarr??]
    256. MUXLIMO: detoks ti nu "karitu patut" anu nuturkeun akang  [detoks dari "yang sedemikian" yang mengikut ke Akang]
    257. MUXLIMO: anu akang praktekkeun nembe teh, eta anu dipikasieun ku iblis, setan Kang.. punten  [yang baru saja Akang praktikkan itu, itulah yang ditakuti oleh iblis - setan, Kang..]
    258. AKANG TEA: ehh....sariuss Kaaang.....
    259. MUXLIMO: SERIUS PISAN
    260. MUXLIMO: matakan kagareuwahkeun pada hoyong kaluar ti akang [itu sebabnya mereka tergugahkan dan semua ingin keluar dari Akang]
    261. MUXLIMO: paur malodarrrrr ririwa teh (punten) [para setan itu pada takut mati]
    262. AKANG TEA:
    263. MUXLIMO: jangan takut, justru itu bagus
    264. AKANG TEA: janten....teruskeun wae kang? [jadi..lanjutkan saja Kang?]
    265. MUXLIMO: kedah, dugi ka teu batuk2 atanapi dugi diamna = anteng we asoy geboy  [harus, sampai tidak lagi batuk-batuk atau sampai diamnya = tenang sesantai-santainya]
    266. MUXLIMO: dugi ka "bersih" [sampai benar-benar "bersih"]
    267. AKANG TEA: nepi ka kunang-kunang loba bentang... [sampai berkunang-kunang banyak bintang..]
    268. MUXLIMO: wkwkwkkw
    269. AKANG TEA: nepi ka utah uger Kang?? [sampai bermuntah-muntah, Kang?]
    270. MUXLIMO: bisa jadi dugi ka akang utah getih.. tapi moal maot mah, insyaAllah.. dina maot na ge insyaAllah syahid  [bisa jadi sampai Akang muntah darah.. tapi tidak akan sampai Akang mati, insyaAllah.. kalau pun Akang sampai mati.. insyaAllah syahid]
    271. MUXLIMO: pami dugi ka utah utahan hartos na tos rada "parah" tah kang slaami ieu anu aya di akang teh [kalau sampai bermuntah-muntah..artinya itu sudah agak "parah" selama ini yang ada mengikut di Akang]
    272. AKANG TEA: eta anu tadi ku abdi dikhlaskeun.....kajeun teuing maot oge..mangga Ya Allah......anu penting mah abdi pendak sareng Allah.....
    273. [itu yang tadi saya ikhlaskan... biarlah sampai mati pun.. silakan Ya Allah.. yang penting saya ingin bertemu dengan Allah....]
    274. MUXLIMO: masyaAllah.. alhamdulillaaah
    275. MUXLIMO: tah, kieu kang.. sebelum saya lupa [nah, begini, Kang.. sebelum saya lupa..]
    276. AKANG TEA: mangga kang...lajeungkeun...
    277. MUXLIMO: ieu wanti2 abi ka akang tur ka sadaya nu ku abi pasihan terang cara praktek diam = tafakur ieu [Ini wanti-wanti saya pada Akang dan semua yang saya informasikan cara praktik diam = tafakur ini]
    278. MUXLIMO: tafakur teu kedah lami2, pami lami2 bahaya.. bilih eta tea, pas urang lengah...jurig kadon parebut arasup  [tafakur ini tidak boleh dilakukan lama-lama, kalau  berlama-lama berbahaya.. yang ditakutkan itu..ketika kita lengah.. setan malah berebut masuk ke badan]
    279. MUXLIMO: cukup latihan mah, paling lama lima menit setelah solat dan doa2 [berlatih tafakur cukup paling lama lima menit setelah selesai salat dan doa-doa]
    280. MUXLIMO: hiji deui... pas salami akang latihan tafakur teh, OMAT: ULAH TERPENGARUH KU ANU KARASA2, KATINGAL2, KAAMBEU2, DLL <=== INI SEMUA BUKAN TUHAN  [satu lagi... ketika selama Akang berlatih tafakur ini.. INGAT: JANGAN TERPENGARUH DENGAN YANG TERASA-RASA, TERPANDANG-PANDANG, TERCIUM-CIUM, DAN LAIN-LAIN  <===  INI SEMUA BUKAN TUHAN]
    281. MUXLIMO: komo deui, pami aya perasaan panasaran hoyong gancang "sampai" mah.. mending atosan heula tafakurna.. inget pan..akang di blog abi tos kenging: "SETIAP INGIN ADALAH NAFSU" [Apalagi, jika ada perasaan penasaran ingin cepat "sampai"...lebih baik sudahi dulu tafakurnya.. ingat.. SETIAP INGIN ADALAH NAFSU]
    282. AKANG TEA: nembe tadi siang.....pas Kang Adam ngobrol sareng Arbi....
    283. AKANG TEA: mangkana....sabait...tapi dahsyat....
    284. AKANG TEA: hatur nuhun Kang....alhamdulillah
    285. MUXLIMO: sawangsul na, Kang.. Alhamdulillaahh..
    286. KANG TEA: teu karaos...tos jam 11.....di Ponti mah jam 12 nya....
    287. MUXLIMO: tah, kang.. sbelum tidur, praktekkeun oge diam eta.. ngan ulah dirarasa teuing.. praktek diam sebelum tidur na.. mulai pas akang bade ngalenyap tunduh pisan we
    288. MUXLIMO: teu sami da WIB tabuh 11 oge
    289. AKANG TEA: aiih....kapanggiih deui "dodol" na sayah...
    290. MUXLIMO: wkkwkwkwkwk
    291. AKANG TEA: janten hoyong era euy...
    292. MUXLIMO: naun tah?? asli teu apal abi
    293. AKANG TEA: enya etah..."dodol" abdi.....pan ponti sareng tangerang teh sami-sami WIB....
    294. MUXLIMO: wkwkwkwkwk manawi teh manawi
    295. AKANG TEA: mangga Kang...wilujeng wengi......hatur nuhun...mugiya Allah masihan ridho ka urang sadaya....
    296. MUXLIMO: siap.. wilujeng kulem oge.. sawangsul na kanggo Akang tur kulawargi di ditu nya
    297. AKANG TEA: Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh...
    298. MUXLIMO sedang mengetik... MUXLIMO: Alaikumsalam wa rahmatullahi wa barakatuh, Kang..

    Allahua'lam.


    Rasulullah SAW Bersabda:
    الصلاة عماد الدين والصمت أفضل والصدقة تطفئ غضب الرّبّ والصمت أفضل والصوم جُنة من النار والصمت أفضل والجهاد سنام الدين والصمت أفضل.

    “Salat adalah tiang agama, tetapi diam itu lebih utama, sedekah dapat memadamkan murka Allah, tetapi diam itu lebih utama, puasa adalah periasai dari siksa neraka, tetapi diam itu lebih utama, jihad puncaknya agama, tetapi diam itu lebih utama.”

    Di Hadis lain juga Nabi SAW bersabda:
    الصمت أرفع العبادات
    “Diam adalah bentuk ibadah yang paling tinggi.” (HR. Ad-dailami dari Abu Hurairah)


    Adapun Hadist-Hadist Rasulullah SAW yang menerangkan keutamaan Diam:
    الصمت زين للعالم وستر للجاهل
    “Diam itu adalah perhiasan bagi orang ‘alim (pandai) dan selimut bagi orang jahil (bodoh).”

    الصمت سيد الأخلاق
    “Diam adalah akhlak yang paling utama.”

    الصمت حكمٌ وقليلٌ فاعله
    “Diam itu mengandung hikmah yang banyak, tetapi sedikit orang yang melakukannya.”



    UPDATE:
    Mohon pembaca yang budiman tidak salah paham ya. Tulisan ini bukan berarti membunuh syariat. Artinya, yang disampaikan di postingan ini justru amalan mengingat Allah yang sekunder (di luar salat). Amalan "diam" yang primer tetap ada di dalam salat. Bila berkenan, Sobat boleh melanjutkannya ke tulisan ini:
    Seri Tips Salat Khusyuk Tauhidi


    Nah, mudah-mudahan dengan demikian praktik tauhid kita lengkap ya. Ada di dalam dan di luar salat. Semoga kita semua, termasuk saya pengetiknya, Allah mudahkan untuk mengamalkannya. Aamiin.
     

    Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

    Copyright © Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism