Pasang-Surut Iman dan Kebaikan Fatamorgana ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Pasang-Surut Iman dan Kebaikan Fatamorgana

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.


”Iman itu kadang naik, kadang turun. Maka perbaharuilah iman kalian dengan 'Lā ilāha illallâh'.” (H.R.Ibnu Hibban)

 (لم استه) لَ لَهُ: لَيْسَ لَا لهَ لَّا اللهُ احُ الْجَنَّةِ الَ: لَى لكِنْ لَيْسَ احٌ لَّا لَهُ ل احٍ ل ا . اهُ الْبُخَارِيُّ (فِيْ ابٍ)
Dari Wahab bin Munabbih ketika melihat kepadanya: “Bukankah ucapan 'Lā ilāha illallâh' itu termasuk kunci surga?” Jawabnya: “Benar, tetapi setiap kunci memiliki gigi, jika Engkau memiliki kunci yang bergigi, pasti Engkau dapat membuka dengannya, tetapi jika kuncinya tak bergigi, tak mungkin engkau dapat membukanya.” (H.R.Bukhari).

[Baca juga: Kalimat Talqin Sakaratul Maut untuk Meraik Husnul Khatimah

 

Islam dibangun dengan akidah dan syariah.


Akidah itu urusan iman.
Syariah itu urusan ibadah.
Akidah dibahas dalam ilmu tauhid.
Syariah dibahas dalam ilmu fiqih.

"Lā ilāha illallâh" itu kalimah tauhid.


Jadi, iman itu diperbarui dengan ilmu tauhid bukan dengan ilmu fiqih. Lihat lagi teks hadis di atas. Jadi memperbarui iman itu bukan melulu hanya dengan memperbanyak wirid 'lā ilāha illallâh' beribu kali sampai air liurmu kering jadi tepung. 😂

Memperbanyak wirid 'lā ilāha illallâh' memang bisa menyegarkan ingatanmu pada rasa iman kepada Allâḥﷻ dan memang menambah pahala, tapi jika kadar imanmu kepada Allâḥﷻ tidak ditingkatkan, rasa imanmu ya di situ-situ saja.

Lalu bagaimana cara meningkatkan kadar dan rasa iman kita itu?
Yaitu dengan menambah wawasan dan ilmu tentang mengenal Allâḥﷻ (ma`rifatullâh). Ingat peribahasa 'tak-kenal, maka tak-sayang'. Silogismenya berarti 'semakin kenal, maka semakin sayang'. Artinya semakin bertambah ilmu pengenalan kita kepada Allâḥﷻ, semakin bertambah pula kadar iman kita.

Jadi sekali lagi, memperbarui iman itu tidak cukup dengan memperbanyak ibadah sebab iman itu kajiannya di dalam tauhid, bukan di dalam fiqih. Apalagi ibadah syariat itu sudah ditentukan kadarnya dalam fiqih: tidak boleh kurang, tidak boleh lebih. Kamu salat Isya 7 rakaat tidak bisa dikatakan bertambah iman, melainkan bertambah gilanya. Hahaha. 

Dengan kerangka pikir ini, memperbarui dan meningkatkan iman itu lebih afdal dengan menggali terus pahaman tauhid sampai kamu tiba di maqam "usainya perjalanan ilmu." Ilmu itu ada batas perjalanannya.

Apa batas perjalanan ilmu itu?
Perjumpaan dengan Allâh meskipun kamu belum mati dan masih hidup di alam dunia [perkataan ulama billâḥ 'Mūtu qabla an tamūtu' (موتوا ل تموتوا.)], sedangkan batas perjalanan amal adalah ajal. Itu pun masih dapat berlanjut dengan doa anak kita yang saleh, amal jariyah, dan ilmu yang bermanfaat.

Apa batas perjalanan ilmu itu?
"Jika pengetahuan seseorang baru pada Af'al² Allâḥ,
sampailah ia pada Af'al² Allâḥ saja;
jika pengetahuan seseorang baru pada `Asma² Allâḥ,
sampailah ia pada `Asma² Allâḥ saja;
jika pengetahuan seseorang baru pada Sifat² Allâḥ,
sampailah ia pada Sifat² Allâḥ saja;
jika pengetahuan seseorang baru pada Zat Allâḥ,
sampailah ia pada Zat Allâḥ saja;
jika pengetahuan seseorang sampai pada Allâḥ,
sampailah ia pada Allâḥ."
--K.H. Undang Sirad

 عند ظن عبدي بي
"Aku sebagaimana mestinya persangkaan hamba-Ku."
(hadis qudsy H.R. Bukhari dan Muslim)

Kalau ilmu sudah sampai pada Allâḥﷻ, amal pun sampailah pada Allâḥﷻ. Tidak akan amal tersangkut pada pahala dan tertinggal di surga, melainkan sampai pada Allâḥﷻ. Apa lagi yang nak diragukan??

Jadi, pasang-surut iman itu biasa. Bisa ditingkatkan dengan menambah pemahaman ilmu akidah. Jadi, pasang surut iman itu biasa, tandanya kamu masih beriman. Ibarat laut, iman itu adakalanya pasang-surut di pantai hatimu. Itu tandanya lautmu masih ada airnya.

Coba lihat lautnya orang yang tidak beriman. Tidak ada pasang-surutnya. Karena laut mereka memang tidak ada airnya. 😂 Kebaikan apa pun, sebanyak apa pun, yang dilakukan orang yang tidak beriman itu fatamorgana. Dipandang debu oleh Tuhan.

Bukan Tuhan yang tidak adil. Suruh siapa diturunkan 4 Kitab Tuhan masih juga tidak mau membaca dan mengenal sebenar-benar Tuhan dan Nabi-Rasul-Nya. Logis gak tuh? Bukan Tuhan yang tidak adil. Lha kamu tahunya hanya menyembah Tuhan, tapi Pribadi Tuhan sendiri kamu tidak kenal. 'Kan konyol namanya. Bukan Tuhan yang tidak adil. Lha kamu tahunya hanya berbuat baik, tapi kemauan Tuhan kamu tak-mau tahu. 'Kan konyol namanya.

 وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ ۗ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ 
“Dan orang-orang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya ketetapan Allâḥ di sisinya, lalu Allâḥ memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allâḥ adalah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S. An-Nūr: 39)

 وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan.” (Q.S. al-Furqān: 23)


Pasang-surut iman itu sunatullâḥ.
Memperbarui iman itu nikmatullâḥ.
Allâḥua'lam.


Pandangan Nur IlahiPasang-surut di pantai imanmu.
Pasang-Surut Iman dan Kebaikan Fatamorgana
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2022-04-22T22:37:00+07:00
Pasang-Surut Iman dan Kebaikan Fatamorgana
5 411 reviews
Buku ISuS

Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

  • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
  • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Tags: ,
admin Pusaka Madinah

Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

 

Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

Copyright © Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism