Pinangan Bersambut, Bahtera Mengangkat Sauh ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Pinangan Bersambut, Bahtera Mengangkat Sauh

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.


Upaya pendekatan yang dilakukan Nafisah ini sebenarnya bermakna penting. Tidak saja penting bagi Khadijah, tetapi juga bagi sejarah manusia secara umum. Jika Khadijah terbukti berperan penting bagi kesuksesan Rasulullah menunaikan misi risalahnya, maka siapa pun yang membantu pernikahan mereka harus dipandang sebagai bagian penting dari proses penyebaran Islam ke seluruh dunia.

Dengan meminang Muhammad, Khadijah sebenarnya sedang menciptakan sebuah tradisi yang memihak dan menghormati wanita. Jika wanita berhak untuk mengatur urusan-urusannya sendiri, mengapa ia tidak boleh memilih seorang lelaki untuk menjadi pendamping hidup dan ayah bagi anak-anaknya? Apalagi Khadijah tidak memilih calon suami yang kaya. Pilihannya atas Muhammad lebih didasarkan atas budi pekerti yang mulia dan perilaku yang luhur. Muhammad juga terbukti mampu menjaga dan mengembangkan aset-aset bisnisnya.

Akan tetapi, bukan hal itu saja yang dipelajari dari kisah ini. Setelah Nafisah memberi tahu hasil pendekatannya, Khadijah lalu mengundang Muhammad ke kediamannya. Di sana, dengan berani, Khadijah mengungkapkan secara langsung pinangannya. Hal ini menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi sekaligus keberanian menuntut hak dan menyampaikan aspirasi tanpa perantara. Khadijah memperlihatkan bahwa wanita mampu menangani urusan-urusannya sendiri, berhak melakukan apa pun demi mencapai kebahagiaan, serta boleh menerima siapa pun yang pantas menjadi tamunya.

Nafisah memang membantunya melakukan pendekatan awal untuk menjajakikemungkinan Muhammad menerima pinangannya. Tetapi setelah itu, Khadijah menjalani sendiri proses yang harus dilalukannya. Perhatikan ucapan Khadijah kepada Muhammad berikut ini.

"Wahai anak pamanku, aku berhasrat menikah denganmu atas dasar kekerabatan, kedudukanmu yang mulia, akhlakmu yang baik, integritas moralmu, dan kejujuran perkataanmu."

Muhammad menerimanya. Hari pernikahan yang ditunggu-tunggu itu pun datang. Muhammad didampingi oleh bani Hasyim yang dipimpin oleh Abu Thalib dan Hamzah. Hadi juga bersamanya, bani Mudhar, sedangkan Khadijah didampingi oleh bani Asad yang dipimpin oleh Amr ibnu Asad.

Pidato pernikahan disampaikan oleh Abu Thalib. Ia menyampaikan, “Segala puji bagi Allah yang telah melahirkan kita sebagai anak keturunan Ibrahim dan Ismail. Segala puji bagi-Nya yang telah menjadikan kita penjaga rumah-Nya. Dia menjadikan kediaman kita aman dan diziarahi banyak orang. Dia pula yang menjadikan kita berkuasa atas orang-orang. Keponakanku ini, Muhammad ibnu Abdillah tidak bisa dibandingkan dengan pemuda mana pun; ia pasti mengungguli mereka. Ia memang tidak kaya. Tetapi, bukankah kekayaan akan berubah dan menghilang? Dan kalian tahu di dalam keluarga seperti apa Muhammad dilahirkan. Hari ini, Muhammad menikahi Khadijah binti Khuwailid denga mahar yang seluruhnya menjadi tanggunganku. Ini akan menjadi berita besar dan kehormatan yang agung.”

Setelah Abu Thalib selesai menyampaikan pidatonya, berdirilah Amr ibnu Asad, paman Khadijah dan pemimpin kaumnya. Ia menyampaikan pujian bagi Muhammad dan mengumumkan pernikahannya dengan Khadijah. Dengan itu, resmilah pernikahan keduanya.

Pernikahan itu sendiri dilaksanakan setelah 2 bulan 15 hari setelah Muhammad datang dari Syam. Mahar yang diberikan kepada Khadijah adalah 20 ekor unta. Usia Muhammad saat itu adalah 25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun.

Diriwayatkan dari Hakim ibnu Hazm ibnu Khuwailid, keponakan Khadijah, “Rasulullah saw. Menikah pada usia 25 tahun, sedangkan Khadijah 2 tahun lebih tua daripada aku. Ia dilahirkan 15 tahun sebelum Tahun Gajah dan aku dilahirkan 13 tahun sebelum Tahun Gajah.”
Pesta pernikahan pun tiba. Dua ekor unta besar disembelih untuk keperluan pesta. Dagingnya dibagi-bagikan kepada keluarga, kawan-kawan, dan para fakir miskin. Suasana semakin meriah dengan bunyi tetabuhan dan nyanyian. Semua orang bergembira.




Hidup baru membentang di hadapan kedua pengantin. Kebahagiaan memenuhi perasaan Khadijah. Pernikahan ini lebih indah daripada apa yang ia bayangkan. Khadijah sadar bahwa apa yang ia dengar tentang kebaikan Muhammad ternyata tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang ia saksikan sendiri.

Muhammad selalu menampakkan sifat sabar dan tabah. Ia juga jujur. Apa yang ditampakkannya dalam perbuatan lahiriah tidak pernah bertentangan dengan apa yang ada di dalam hatinya. Ia dermawan. Tidak pernah menolak membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Ia bersedekah tanpa pernah takut hartanya akan habis. Dan hal itu terbukti. Harta di tangannya selalu bertambah sebanyak apa yang ia keluarkan.

Muhammad juga sangat rendah hati. Ia tidak malu melayani dirinya sendiri. Tidak pernah ia menunggu uluran tangan pembantu dalam menangani urusan rumah tangganya. Jika Muhammad memiliki pembantu, ia yang justru menolong mereka dalam tugas-tugas yang mereka lakukan. Tidak ada pembantu yang dibebani dengan kerja berlebihan di luar batas kemampuan.



Semua orang dalam rumah tangga sepasang suami istri ini merasakan kebaikan hati Muhammad. Ia selalu mengutamakan mereka atas dirinya sendiri. Mereka selalu berbagi kebaikan dan kesenangan bersamanya.

Dalam urusan bisnis dan perdagangan, Muhammad juga berperan sangat penting. Sebagian besar waktunya dicurahkan untuk menjalankan usaha dagang yang dirintis sekian lama oleh istrinya. Tidak pernah Muhammad terlihat bermalas-malasan. Ia selalu bersemangat dan bersungguh-sungguh.

Muhammad tidak pernah memaksakan kehendaknya. Ia selalu bermusyawarah dengan Khadijah dalam urusan-urusan yang mereka tangani bersama. Ia juga merupakan pendengar yang baik dan penuh perhatian. Tidak pernah ia mengecewakan atau menolak permintaan istrinya.

Khadijah tentu sangat berbahagia dengan pernikahannya. Ia merasa tidak perlu lagi mengurus usaha dagangnya. Semua diserahkannya kepada Muhammad, suaminya. Perhatian Khadijah sepenuhnya dipusatkan pada bagaimana melayani dan mencintai suaminya serta menangani urusan-urusan rumah tangga.

Bagaimana dengan ketiga anak Khadijah dari perkawinannya terdahulu? Mereka ternyata tetap tinggal bersama Khadijah dan Muhammad, dua orang yang mencintai mereka. Ketiganya kemudian memeluk Islam dan menjadi asisten Rasulullah yang paling setia. Tidak banyak karya sejarah yang menulis ketiga anak Khadijah itu. Tampaknya, kehidupan Rasulullah menyita perhatian yang sangat besar dari kalangan sejarawan dan menjadikan kehidupan orang-orang lain sedikit terabaikan. Kami akan mengkaji kehidupan mereka bertiga dalam pembahasan tersendiri.

Waktu dan perhatian Muhammad terbagi antara urusan-urusannya sendiri, urusan-urusan keluarga, urusan-urusan perdagangan, dan urusan-urusan para kerabatnya. Ia mampu bersikap adil dalam semua itu. Tidak ada kepentingan pihak mana pun yang harus dikorbankan demi kepentingan pihak lain.

Sebagai salah satu bentuk rasa syukur atas semua nikmat yang diterimanya dari Allah, Muhammad membebaskan seorang budak wanita berkebangsaan Habasyah (sekarang Ethiopia) yang diwarisinya dari ayahnya dulu. Budak itu bernama Barakah. Ia yang pernah mengasuh Muhammad selepas kematian ibunya, Aminah binti Wahb. Muhammad begitu mencintai Barakah. Muhammad selalu bersikap ramah kepadanya dan memanggilnya dengan panggilan, “Wahai Ibunda!” di depan orang-orang. Muhammad selalu menyebutnya sebagai bagian dari keluarganya.

Setelah dibebaskan, Barakah menikah dengan Ubaid ibnu Zaid, seorang lelaki dari bani Harits. Dari pernikahan ini, lahirlah Ayman ibnu Ubaid, seorang anak yang kemudian sangat disukai oleh Muhammad. Sejak kelahiran anak itu, Barakah terkenal dengan nama Ummu Ayman ‘ibunya Ayman’.

Setelah beranjak dewasa, Ayman menjadi salah seorang sahabat terdekat Muhammad Rasulullah. Ia merupakan bagian dari orang-orang pertama yang masuk Islam. Kisah kepahlawanan pemuda ini diabadikan Abbas dalam sebuah syair.



                          Kita bertujuh telah menolong Rasulullah,
                          ketika semua orang lari ketakutan
                          di sana, orang kedelapan menghadapi musuh 
     
                          sendirian
      
                          demi Islam, tak pernah takut ia terima serangan.



Lima dari tujuh orang yang tidak ikut melarikan diri pada Perang Hunain adalah keluarga Nabi, yaitu Abbas, Ali ibnu Abi Thalib, Fadhl ibnu Abbas, Abu Sufyan ibnu Harits ibnu Abdil Muthalib, dan Usamah ibnu Zaid. Dua orang lainnya adalah sahabat-sahabat terdekat Rasulullah, yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar ibnu Khaththab. Lalu siapakah orang kedelapan yang bertempur dengan gagah berani dalam syair tersebut? Dialah Ayman ibnu Ubaid.
[InsyaAllah bersambung pada subjudul:
Kegundahan Khadijah dan Abul-Qasim]

Pinangan Bersambut, Bahtera Mengangkat Sauh
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2012-04-29T21:58:00+07:00
Pinangan Bersambut, Bahtera Mengangkat Sauh
5 411 reviews
Buku ISuS

Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

  • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
  • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Tags:
admin Pusaka Madinah

Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

26 komentar:

Unknown mengatakan...

keren :D

oh iya mumpung ingat! itu betulin ya yang : You don't speak Indonesian nor Malaysian? Then feel free to leave Your comment here in English. ^_^

itu or nya ada N nyah :D

Amy mengatakan...

selisih umurnya tidak terlalu banyak ya... soalnya persepsiku dulu selisih umurnya lebih dari 10 tahun

Anonim mengatakan...

SubhanaAllah, nambah ilmu lagi nih tentang Islam.
Sukses terus ya mas :)

MUX SPARROW mengatakan...

emang gapapa ada N na atuh kazeee.. :23:

MUX SPARROW mengatakan...

selisih umur beliau kalau dari syirah ini 15-taunan, Mbak :25:

MUX SPARROW mengatakan...

Makasih, Mas Herry... sukses juga ya.. keren blognya rame uy :8:

Taufik Nurrohman mengatakan...

Sepertinya wanita itu cukup memperhatikan umur ya. hehe...
Rasulullah itu mempunyai sikap empati yang sangat luar binasa. Saya bisa mengambil kesimpulan itu dari cara dia bersikap lembut dan pada saat yang lain juga bisa bersikap sangat tegas.

akhmad syaiful mengatakan...

numpang baca dan berkunjung sobat. nice article n trims pencerahannya

MUX SPARROW mengatakan...

Hehehe iya, Mas Taufik "the code master", soal umur memang cukup signifikan ya?!

Setuju, Mas.. Rasulullah itu selalu tepat kapan mesti bersikap lembut dan kapan mesti bersikap tegas, bahkan tahu kapan musti mencabut pedang jihad. <-- akhlaqul karimah full kalau kata saya hehehe

btw, tutorial di blognya makin lengkap dan makin "mengerti kebutuhan para newbie" macam saya.. keren sangat, Gan! :8:

MUX SPARROW mengatakan...

ah.. terima kasih banyak atas kunjungan dan komentarnya, Mas Akhmad Syaiful.. salam kenal yaa.. :21: :25:

ucixholic mengatakan...

wah ini tentang nikah ya Om ...? XD

MUX SPARROW mengatakan...

bukan, Cix.. ini tentang per-merit-an.. :g:

VogueChica mengatakan...

pnikahan yg sederhana tetapi berkat..tdk spt skrg ini yg

seolah2 mwajibkn hantaran & dgn jumlah uang yg bgitu tinggi

juga majlis yg mewah serta besar2an..pdhal ada yg jauh lbh

penting dr itu iaitu kbahagiaan slepas pnikahan itu..

& samada sbg seorg muslim,lelaki mahupun suami,Nabi Muhammad

seharusnya djadikn ikon & inspirasi buat kaum Adam d luar

sana.. :)

Unknown mengatakan...

:D haaaaaaa

MUX SPARROW mengatakan...

setuju! yang utama dalam munakahat itu pencarian berkatnya, ya Miss.. sayangnya umat akhir zaman malah cenderung pada hal kemewahan mahar dan keramaian pesta ya.. :14:

VogueChica mengatakan...

benar tuh Mister.. :D pdhal berkat itulah yg prlu

dinomorsatukan..namun sbaliknya ia dpandang remeh..& krn

itulah juga perceraian makin mjadi2 d akhir zmn ini..

MUX SPARROW mengatakan...

Hmm.. benar juga ya.. :10: kalau dipikir-pikir zaman sekarang jadinya semakin besar nilai mahar dan semakin mewah resepsi pernikahannya... semakin besar juga kemungkinan cerainya.. :2: *kasus para selebriti.. Nauzubillahi min zalik ah.. :14:

Muxess mengatakan...

benar,contoh terdekat ialah selebriti..(tidak terkecuali non-celebrity juga ya..?)dooh.. #-o pembaziran tidak akan mendatangkan keberkatan..apapun yg terlalu kurang juga terlalu berlebihan dlm kehidupan adalah tidak baik..Islam itu sudah cantik..or just nice..iaitu kesederhanaan.. :)

MUX SPARROW mengatakan...

Betul sekali, Miss.. apa pun kalau proporsional itu yang utama ya. :8: Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.(Q.S. Al-Furqan:67)

Muxess mengatakan...

makasih atas sokongan dalil dr Al-Qurannya..klau yg itu harus rujuk Pak Kiyai Mux..hehe.. :D

MUX SPARROW mengatakan...

WoOt?! Kiyai? :2: Bukaaan..Miss..! aku bukan kiyai..aku hanya..hanya..kembaran Legolas a.k.a Orlando Bloom di LOTR :4: ahaks!!
Hati-hati tekena panah nih.. :3:
http://i21.photobucket.com/albums/b272/courtneygailkaplan/lord-of-the-rings-ii-legolas-bow-an.jpg

Zulkifli mengatakan...

Assalaamu alaikum WarohmatuLLAHi Wa BarokatuHU. Mana lebih dulu, pernikahan RasuluLLAH Muhammad SAW dengan Khadijah atau Odipoes dengan janda ibu-tirinya (Odipus). Berkenaan dengan ini, kenapa (saat ini) kalo ada lelaki yang suka sama wanita yang lebih tua usianya di katakan "Odipoes Complex". Padahal khan lebih islami kalo dikatakan "Sunnah Rasul"
O ya, dinda. apakah anda ada menyimpan/paham sejarah dari ibu susuan RasuluLLAH SAW (Halimah Tusa'diyah)? Menurut saya, beliau memegang peranan penting dalam "pendidikan dini" atas kehidupan RasuluLLAH Muhammad SAW. Kalo sudah pernah diposting, tolong kabari aku, kalo ada dan belum diposting, tolong segera diposting. Wassalaamu alaikum Wr Wb

MUX SPARROW mengatakan...

Alaikumsalam wa rahmatullahi wa barakatuh, Mas Zul.
Kalau dilihat dari sejarah keber-ada-annnya, tentu kisah Oedipus yang lebih dulu dikenal manusia. Tapi, bila yang kita lihat faktanya, yang pasti pernah benar-benar terjadi adalah sejarah penikahan Rasulallah Saw. dengan Siti Khadijah r.a. sebab Oedipus hanyalah sebuah dongeng dari mitologi Yunani Kuno.

Katakanlah tokoh Oedipus ini benar-benar ada, tetap tidak pas rasanya mengaitkan fenomena Oedipus dengan fenomena kehidupan Rasulullah karena sebenarnya tidak ada kesamaan sama sekali antara dongeng Oedipus dengan sejarah hidup Rasulullah.. Mari kita rangkum mitologi ini:

Oedipus:
1. Oedipus dibuang ayahnya (Raja Laois) karena menurut ramalan "dukun kampung" Orakel dia akan membunuh ayahnya itu dan akan menikahi ibunya.

2. Oedipus lalu ditemukan dan diasuh oleh seorang penggembala hingga dewasa.

3. Oedipus mengetahui bahwa sang penggembala bukan orang tua aslinya dari seorang pemabuk. Akhirnya dia mengetahui jati diri beserta ramalan tentang dirinya dari orang yang sama, si Orakel.

4. Oedipus berusaha menghindari "takdir (mitos-nya)" dengan mengembara, tapi justru bertemu dengan Raja Laois dan Oedipus membunuhnya (tanpa mengetahui bahwa orang yang baru dibunuhnya adalah seorang raja sekaligus ayahnya).

5. Singkat cerita, akhirnya Oedipus menikahi janda raja ini. Pernikahan ini terjadi masih dalam keadaan sama-sama tidak tahu: Oedipus tidak tahu istrinya itu adalah ibunya; Ratu Lakoste tidak tahu bahwa oedipus itu anaknya yang dibuang pada masa lalu.

Nah, dari rincian seperti ini.. jelaslah tidak ada kemiripan sama sekali dengan fenomena pernikahan Muhammad Saw dengan Khadijah r.a.

Di sisi lain, saya kira orang yang mengatakan pada Mas bahwa menyukai perempuan yang lebih tua itu adalah sunnah Rasulullah, tampaknya orang tersebut salah paham. Yang menjadi sunah Rasulullah itu adalah menikah (termasuk menikahi janda), tapi tidak terkait dengan urusan umur sang calon istri. Terbukti Rasulullah juga menikah dengan Siti Aisyah r.a. yang lebih muda dan masih gadis.

Menyukai wanita yang lebih tua itu adalah fenomena yang bisa terjadi pada setiap orang, baik nabi maupun umat biasa ,<-- karena sama-sama manusia.

Menyukai wanita yang lebih tua itu adalah Kehendak Allah atas diri masing-masing. (Yang juga terjadi pada diri Rasulullah saw.)

Perlu kita cermati bahwa ketika Rasulullah saw. menikah dengan Khadijah r.a., kedua beliau ini tidak menjadikan umur sebagai pertimbangan utama. Yang dijadikan pertimbangan adalah kalimat lamaran Siti Khadijah di atas, hehehe.

Fenomena pelabelan "Oedipus Compleks" pada orang yang suka pada wanita yang lebih tua, ini memang buntut dari ajaran psikoanalisis Freud yang menurut saya tidak terlalu penting untuk didalami bagi seorang Muslim. Sebab, menurut saya pribadi, Freud itu tidak ada beda dengan Darwin.. mereka meng-iqra manusia secara pincang. Hanya dari sisi jasadi, yaitu kaitannya dengan insting kebinatangan. Jadi, ilmu keduanya adalah ilmu yang masih pincang dan tidak layak untuk dijadikan pegangan bagi muslim.

Sebab setiap yang pincang, berarti datang dari si Mata Satu. Allahua'lam.

MUX SPARROW mengatakan...

Mengenai Bunda susuan Rasulullah, yaitu Halimah Tusa'diyah, sayang sekali di sumber yang saya pegang hanya disinggung sedikit sekali, Mas.. insyaAllah bila saya dapatkan sumber yang lebih lengkap akan saya kabari Mas Zul atau saya buat postingannya ya. Makasih banyak atas kunjungan dan diskusinya, Mas Zulkifli. Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.. :25:

Muxess mengatakan...

jdinya km ini Muxlimo Bloom ya..? wkkk.. xD ah..panahannya pasti terkena pohon tuh..bukan pm d balik pohon itu..ahaks.. xD

MUX SPARROW mengatakan...

Justru itu.. ini bidik ke arah pohon yang ada PM di sebaliknya, Miss.. watch out! :20: :3:

 

Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

Copyright © Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism