Sebuah Nama dalam Puisi Akrostik ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Sebuah Nama dalam Puisi Akrostik

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.
by Baggelboy



Salaam Sobat Sarang semuaa… belum pada bosan ‘kan kunjung ke sini? *semoga Smile
Waduh, baru sekira satu jam tadi saya dapat sebuah permintaan yang mengandung tantangan dari Mas Teguh Puja, Sang Penikmat Senja. Permintangan (=permintaan-tantangan Smile with tongue out)  yang membuat saya agak merinding… Ini dia yang beliau minta “Buat sebuah puisi akrostik dari nama diri.” Ugh! bagaimana mungkin tidak merinding sebab yang diminta adalah topik membicarakan diri sendiri.. hadoohh..!

Permintaan ini senada dengan yang ditagih Neng Fight Girl is Me  pada saya via postingan beliau Tentang Ajeng Sari Rahayu. Di situ saya diminta untuk membuat postingan serupa yang intinya mengurai soal sepuluh hal tentang diri sendiri.  Crying face

Awalnya saya akan serta-merta menghindar dari permintaan Mas Teguh ini. Bukan apa-apa, soalnya permintaan Neng Ajeng yang sudah lampau saja belum lagi saya penuhi, apalagi ini yang pakai tenggat sampai pukul 10 malam hari ini. Ugh!…tapi kok lalu gak tega ya nolak Mas Penikmat Senja ini?! {Takut kena kutuk senja sih… hiihihihhihiiiiiii fx tawakunti }

@Neng Ajeng, tenang ya.. permintaan lampaumu selalu di hati #apaan sih? Saya selalu ingat kok janji itu. Soalnya saya ini sebisa mungkin pegang prinsip JTJ,’Janji Tetap Janji {bukan Janji Tinggal Janji yaaa… hihihih}. Saya sedang mempersiapkan yang terbaik untuk menebus janji lama itu. InsyaAllah. <-- ini juga berlaku buat admin Antologi Orange ya.. hehehe..sabar ya, MasBro Sea.

Baiklah, udah kepanjangan nih basa-basinya… sekarang.. monggo semuanya silaken nikmati yang di bawah ini.


akulah yang tiada
dalam Ada-Mu Meraja
akulah yang di-ada-kan; serupa
makhluk fakir merindu Pencipta

tapi, bahkan niat tulus pun takpernah Kaubuat mudah
ratap ini belum lagi berbasuh: hangus peluh berlumur durjana
o, Tuhanku.. ruh ini mengutuk tabiat jasadi
yang belum bermalu di tembus-menembus pandang-Mu

Engkaulah Sang Diri pemilik diri
fanaku di hadirat Qadim-Zahir azali
fitnah jasad atas ruh, tiada mungkin dinafikan
Engkaulah, hanya Engkaulah jua yang singkirkan
noda pun hijab penghalang perjumpaan: Kau-aku dalam Esa
di dunia di akhirat
yang kudamba dengan keringat hakiki: darah- daging; doa-air mata

(kamar pengulum rindu, sembilan setelah lebaran)


Ahem.. Embarrassed smile sudah selesai bacanya?! Eit, jangan kabur dulu!! Pelis, mohon, jangan sungkan-sungkan klik share ke seantero jagad yah.. hehehe.

Oya, dalam kaitannya dengan fungsi sastra yang dulce et utile (menghibur dan bermanfaat) yang dikolaborasikan dengan kedudukan sastra sebagai “jalan keempat menuju kebenaran” (ke-1: agama, ke-2 filsafat, ke-3 ilmu pengetahuan––Aristoteles—) , bagaimana kalau saya minta sobat semua memenuhi permintaan balik dari saya:
#nah lho!

Begini:
Pada waktu menuliskan puisi akrostik di atas.. secara tidak sadar ingatan saya terbawa pada beberapa dalil lalu tercetus sebuah ide. Boleh dong saya minta Sobat tentukan dalil-dalil mana yang terhubung dengan beberapa pilihan kata maupun frasa dalam puisi di atas.

{Ini berlaku buat siapa pun Sobat, dari agama apa pun Sobat. Di sini saya mengajak setiap penyembah Tuhan untuk bersama-sama menyelami makna semboyan “Satu Tuhan Satu Pesan” yang termaktub dalam setiap kitab suci.

Bukankan ini akan semakin membuktikan bahwa setiap manusia beragama itu bersaudara dalam perhambaan meski berbeda kitab suci yang dipedomani?? Yakin sekali saya soal itu dan JANGAN KHAWATIR, di sini saya tidak sedang memancing debat antaragama ya. Justru di sini saya mengajak setiap penyembah Tuhan berlatih merapatkan barisan menghadapi para penyembah setan yang selama ini ternyata sudah mengadu-domba kita semua secara keji sejak awal peradaban. Mohon sempatkan baca postingan ini}

Kitab-kitab suci kita semua adalah senjata mematikan yang ditakuti musuh abadi.

Saya yakin, jika Eyangkung saya yang tercinta membaca ini, beliau akan menyambut undangan ini dengan antusias plus sungging khas Semesem-nya. Winking smile

Well, memang agak berat ya permintaan ini. Meskipun demikian, saya yakin niat tulus saya ini tidak disalahpahami. InsyaAllah. #kok saya seperti mendengar bunyi “Ugh!” plus ekspresi Sick smile ya?! hihihihi santay saja Sobat….
Sebuah Nama dalam Puisi Akrostik
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2011-09-09T21:14:00+07:00
Sebuah Nama dalam Puisi Akrostik
5 411 reviews
Buku ISuS

Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

  • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
  • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Tags: ,
admin Pusaka Madinah

Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

0 komentar:

 

Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

Copyright © Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism