Tauhid ≠ Wahdatul Wujud ≈ Apotheosis ≈ Manunggaling Kawulo-Gusti ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Tauhid ≠ Wahdatul Wujud ≈ Apotheosis ≈ Manunggaling Kawulo-Gusti

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.


Tauhid bukan Apotheosis
The Apotheosis of Washington Photograph | Menggambarkan Washington telah "moksa" dan menjadi bagian dari "Sang Arsitek Agung Alam Semesta." Bukti bahwa AS sejak awal dipimpin oleh Kaum Freemason, terkait dengan Zionisme, terkait dengan Kabbalah.




Salam Sobat.. ^_^ Postingan ini adalah lanjutan dari postingan saya sebelumnya yang berjudul Mengesakan Diri. Di sini ditekankan mengenai pemaknaan mengesakan diri yang sesuai dengan maksud hakiki Tauhid. Yang tidak sama dengan prinsip keesaan wahdatul wujud, apotheosis, maupun manunggaling kawulo-Gusti di aliran kebatinan seperti kejawen.


Wahdatul wujud = dualisme keesaan

Ada sebagian golongan Islam yang memandang bahwa amanat tauhid dalam prinsip keesaan Tuhan-hamba itu berarti manusia dalam ibadahnya harus berusaha memunculkan Tuhan yang ada di dalam dirinya. Bagi golongan ini, puncak peribadatan adalah ketika hamba mampu 'bersatu' atau 'menyatu' atau 'melebur' kepada Tuhan. Inilah yang disebut dengan paham wahdatul wujud alias kesatuan wujud Tuhan dan hamba. 

Dengan tanpa mengurangi rasa hormat pada saudara-saudara muslim yang menganut tauhid macam ini, ditegaskan bahwa bukan begitu cara bertauhid yang benar. Bahkan ada segolongan ulama yang menetapkan hal sedemikian sebagai bid'ah, haram, dan sesat.

Makna kata bersatu, menyatu, melebur dalam bahasa apa pun pasti mengacu pada dua hal yang menjadi satu. Jika demikian pemahamannya, berarti sejak awalnya Tuhan dan hamba itu tidak esa. Yang terlebih parah dari paham sedemikian adalah penempatan Tuhan sebagai sesuatu/hal. Jelas ini tidak sesuai dengan Sifat Allah: Mukhalafatuhu lil hawaditsi (Tidak sama dengan makhluk atau tidak sama dengan "sesuatu"), juga bertentangan dengan sifat  Qiyamuhu bi Nafsihi (Berdiri dengan Sendiri-Nya). Adanya dualisme semacam ini adalah hal yang mustahil dan tidak berterima dalam prinsip tauhid yang hakiki.

Prinsip wahdatul wujud semacam ini jugalah yang juga dianut oleh orang-orang kebatinan seperti kejawen dengan prinsip manunggaling kawulo-Gusti-nya atau apotheosis-nya kaum freemason. Untuk kedua golongan yang disebut terakhir ini akan dibahas dalam postingan yang terpisah. Jika Allah menghendaki. InsyaAllah.


Tauhid =Tuhan-hamba itu tidak pernah terpisah 

Adapun pemahaman keesaan Tuhan-hamba yang tidak mengandung dualisme adalah bahwa sejak masa azali Tuhan itu sendirian. Hanya ada Dia. Tidak ada sesuatu pun yang bersama-Nya. Dan ketika Allah Swt. menciptakan makhluk, keber-ada-an para makhluk itu berada di dalam liputan keber-Ada-an Allah: Allah tetap sendirian. Makhluk tidak terpisah dari Tuhan, tetapi juga bukan berarti bahwa makluk itu bagian dari Tuhan. Yang namanya Tuhan itu tidak tersusun atas bagian-bagian. Tuhan itu tidak ada seumpamanya (laysa kamitslihi syai'un).

Hakikat tauhid:

Tuhan dan hamba itu tidak bercerai tidak bersekutu. Jauh tidak berjarak; dekat tidak berantara. Bukan menyatu, bukan bersatu, bukan melebur, melainkan esa, tunggal, padu, compact sejak mula makluk itu diciptakan. 

Tuhan itu dekat. Meskipun demikian, prinsip ini wajib diambil secara hati-hati. Wajib dengan pemahaman, bukan dengan salah paham. Ini bukan berarti manusia bisa menjadi atau menyamai Tuhan. Mustahil! Tujuan puncak makrifat ialah agar manusia benar-benar menyaksikan bahwa hanya Tuhan saja yang Ada.
Tuhan dan hamba tidak terpisah, tetapi Tuhan tetap Tuhan; hamba tetap hamba.


  • Mengesakan diri

Saat ini juga seisi alam semesta dan kita semua manusia, esa dengan Tuhan; besertaan. Akan tetapi, tidak semua orang mampu merasakannya. Tidak semua orang merasakan dirinya kontak langsung dengan Tuhan; connect; selaras dengan Tuhan.

Nah, yang dimaksud mengesakan diri kita ke hadirat Allah Swt. dengan bertauhid adalah agar manusia dengan kesadaran penuh sebenar-benarnya merasakan dirinya esa beserta Tuhan. Dengan kesadaran penuh artinya bukan dalam keadaan trance atau ekstasi atau setengah sadar, apalagi dalam keadaan bawah sadar. Keadaan-keadaan semacam itu bukan jalan masuk menuju keesaan, melainkan jalan masuknya setan ke dalam diri.

Zikir itu artinya mengingat Allah. Tidak logis yang namanya mengingat dilakukan dalam keadaan tidak sadar! Hati-hati! Jangan menambah jumlah nabi palsu, jangan menambah jumlah 'orang-orang suci' yang banyak menyesatkan manusia.

Singkatnya, tujuan mengesakan diri = benar-benar bersyahadat yang tidak sekadar dalam ucapan lisan alias persaksian yang sesungguhnya.


Simpulan:
Wahdatul wujud = memunculkan Tuhan di dalam diri☒
Tauhid  = menyaksikan hanya Tuhan yang ada ☑

Dalam kesempatan yang singkat ini, demikian yang bisa disampaikan mengenai pengesaan diri. Silakan kaji dengan dalil-dalil Quran-hadis. InsyaAllah, tidak ada pertentangan di dalamnya. Segala kekhilafan terbit dari kelemahan manusiawi penulis, segala kebenaran hanya dari Allah Azza wa Jalla.


Tauhid ≠ Wahdatul Wujud ≈ Apotheosis ≈ Manunggaling Kawulo-Gusti
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2010-12-25T21:49:00+07:00
Tauhid ≠ Wahdatul Wujud ≈ Apotheosis ≈ Manunggaling Kawulo-Gusti
5 411 reviews
Buku ISuS

Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

  • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
  • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Tags: , , ,
admin Pusaka Madinah

Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

13 komentar:

Unknown mengatakan...

Ow ini lanjutan dari mengesakan diri,, :14:
Alhamdulillah,, http://lh6.googleusercontent.com/-OYHOUqlR0EI/UKIzIPCHS_I/AAAAAAAAG_E/q2AcLjgezxY/s18/cenyum.gif

MUX SPARROW mengatakan...

Alhamdulillah, Bro :D

Unknown mengatakan...

:20: Mudah mudahan saya dapat menjalankannya

MUX SPARROW mengatakan...

Aamiiin Kang! http://lh4.googleusercontent.com/-suVNZJQsYKI/UNs8eY3Dw0I/AAAAAAAAH8s/fIF6VqYbCfA/s21/aamiiin.png

King pram mengatakan...

mungkin jurus menghilang dri org2 jawa dlu begini , telah menguasai wihdatul wujud . kata org2 tua wali songo salah satuny diantaranya bisa menghilang dgn ilmu kebatinan , itu ntah menghilang atau hanya dpt mengeluarkan ruh nya sja .

bukan si jenar ,kalo dia benar2 telah murtad krna ilmu yg dia miliki justru untuk menyesatkan. kalo dia tdk murtad pasti jdi wali sepuluh.

Unknown mengatakan...

kajian dasyat kang...kalau udah faham selanjutnya gmana kang?
Salam alaikum...

Unknown mengatakan...

Assalamu'alaikum,
Pemahaman yang bagus.semoga tuhan memberikan paham kepada diri pembaca.
Izin menyimak dan membaca isi blog ini mas mux

Harderi

Gusti_ Pb CheaT mengatakan...

trims mas broo sependapat

MUX SPARROW mengatakan...

errrm.. ilmu para wali itu ilmu agama alias ketuhanan, Mas, BUKAN kebatinan, hehe. daan.. Syaikh Abdul Jalil alias Siti Jenar itu gak sesat kok. Mustahil seorang wali Allah itu sesat. Beliau itu hanya korban sejarah yang dipelintir raja-raja Jawa yang sudah Islam tapi masih memelihara nafsu. :D

MUX SPARROW mengatakan...

Alaikumsalam wa rahmatullahi wa barakatuh, Kang Ainul.. alhamdulillah.. errmm..selanjutnya..mari kita perkuat akidah dengan pemahaman tauhid yang lebih mendalam :)

MUX SPARROW mengatakan...

Alaikumsalam wa rahmatullahi wa barakatuh, Bang Harderi.. aaamiiin yaa Rabb... silakan, Bang.. moga manfaat dunia-akhirat yaa.. http://lh5.googleusercontent.com/-ACvMINZL0bU/ULpjs5Un44I/AAAAAAAAHf8/OOqMVCUj2zk/s88/allah_bless.gif

MUX SPARROW mengatakan...

sip, Brad :8:

Unknown mengatakan...

assalamualaikum...... saya sangat setuju bahwa kandjeng siti jenar tidak sesat... smuanya karena politik

 

Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

Copyright © Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism