Babul Hidayah: Akhirul Kalam ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Babul Hidayah: Akhirul Kalam

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.

Babul Hidayah: Akhirul Kalam


Soal Wujud hanya diri Allah yang ADA karena dalam sifat Nafsiyah, Wujud itu hanya Diri Allah yang ADA.

Tentang Zat/Diri, dalam tauhid sudah dijelaskan dalam sifat Nafsiyah,
tentang Sifat Zat itu sudah dijelaskan dalam sifat Salbiyah,
tentang Asma-Nya dijelaskan dalam sifat Ma`ani-Nya: Nama bagi Zat, dan
tentang Af`al-Nya dijelaskan dalam sifat Ma`nawiyah-Nya.



Jalan praktik kita menghayati sifat Ma`ani yang 7 sifat dan sifat Ma`nawiyah yang 7 sifat.

Apalah artinya bertauhid saja tidak dapat mempraktikkannya. Bukankah amal itu perbuatan?


Yang dikatakan sifat Ma`ani menerangkan
Zat-lah yang ber-Qudrat,
Zat-lah yang ber-Iradat,
Zat-lah yang ber-Ilmu,
Zat-lah yang Hayat,
Zat-lah yang Sama`,
Zat-lah yang Basar,
Zat-lah yang ber-Kalam.


Kalian hidupkah?
Hidup (Hayat) itu sifat Ma`ani, yaitu sifat yang wajib ada pada Zat. Mewajibkan Zat itulah yang hidup, bukan kamu. Zahir ini tunggul (batang) yang bersifat mati dihubungkan dengan yang bersifat Hayat. Zahir kelihatan hidup, tapi mengapa tidak merasa hidup dari yang bersifat Hidup?

Jasad-zahir hidup, jangan lupalah dengan yang bersifat Ma`ani. Hayat itu sifat Ma`ani. Siapa yang bersifat Hayat dalam Ma`ani? Zat Allah.

Kamu kuasa tidak kuasa.
Kuasa (Qudrat) itu sifat Ma`ani. Sifat Ma`ani menerangkan bahwa Zat-lah yang Kuasa, mewajibkan Zat-lah yang Kuasa, bukan diri kamu.

Kamu mendengar tidak mendengar.
Mendengar (Sama`) itu sifat Ma`ani, yaitu sifat yang wajib ada pada Zat. Mewajibkan Zat itulah yang mendengar, bukan telinga kamu karena orang baru mati juga punya telinga, tapi tidak mendengar.

Kamu melihat tidak melihat.
Melihat (Basar) itu sifat Ma`ani, yaitu sifat yang wajib adapada Zat. Mewajibkan Zat itulah yang melihat, bukan mata kamu karena orang baru mati juga punya mata, tapi tak melihat.


Yang tidak pernah lepas dengan Tuhan itu adalah hati Ma`ani, maka tauhid musti sampai rasa Ma`ani. Misal kamu dapat rezeki, apa rasamu sampai pada rezeki saja? Tidak kaurasa, Tuhan akan membalaskannya. Wafi anfusikum `afala tubsirun, ini yang jadi ketuhanan, bukan kebatinan. Agama itu keruhanian, bukan kebatinan.


Ma`ani itu karamah Kauniyah-Nya,
Ma`nawiyah itu karamah Ma`nawi-Nya.
Tidak tahu ini, mau berupa apa pun tetap karamah jin yang didapat: penuh tipu daya Iblis. Zaman Sulaiman a.s semua manusia di kerajaan ditipu Iblis: mengaku dan berupa Nabi Sulaiman.

Banyak-banyaklah juga membaca bahasan kaum sufi tentang para tabiut-tabi`in yang hidup sezaman dengan Nabi Muhammad Rasulullah Saw. Ada mengikuti bahasan Babul Hidayah, makin masak buah tauhid makrifat. Tidak sama rasa masak dengan tidak masak dan dengan setengah masak. Sekali-kali makanlah buah masak.


Kajian Babul Hidayah K.H. Undang Sirad
Babul Hidayah: Akhirul Kalam
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2014-10-18T09:10:00+07:00
Babul Hidayah: Akhirul Kalam
5 411 reviews
Buku ISuS

Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

  • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
  • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Tags: , ,
admin Pusaka Madinah

Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

 

Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

Copyright © Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism