Pemberantasan Buta Hakiki (1/2) ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Pemberantasan Buta Hakiki (1/2)

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.

Jika pemberantasan buta huruf saja ada, mustahil pemberantasan buta hakiki tidak ada.
Firman Allah Swt.
"Allahulladzi khalaqas samaawaati wal ardha wama baina huma."
Allah menciptakan tujuh lapis langit dan bumi lengkap dengan kedua isinya.

Segala sesuatu, baik yang ada di langit maupun di bumi, semuanya itu dikatakan alam. Selain dari Allah, dinamai alam. Bumi dan langit diciptakan, dunia dan akhirat pun diciptakan. Semua yang diciptakan Allah itu diletakkan atau ditempatkan di mana? atau di dalam tubuh apa?

contoh:
Allah ciptakan seluruh ikan hidup di laut; ditempatkan Allah di dalam air. Setiap manusia tahu ikan hidup dalam air, tetapi sedikit sekali yang memikirkan bahwa air itulah tubuh ikan.

Begitu juga keadaannya sekalian alam dan apa saja yang diciptakan Allah. Sedikit sekali yang memikirkan di tubuh apa sekalian alam itu ditempatkan.
Firman Allah:Wallahu bikulli syai'in muhiith."
"Allah meliputi sekalian alam"

Bukan alam meliputi Allah, tetapi Allah meliputi sekalian alam. Tentulah kita bertanya," Apa Allah itu?"
Allah itu tubuhnya alam semesta. Tubuh alam itu wajib Mahasuci. Artinya, bersih sebersih-bersihnya.

Sebelum ada alam, tentulah keadaannya penuh kosong atau kosong sekosong-kosongnya. Perlu kita kenal yang dikatakan kosong sekosong-kosongnya itu. Kalau tidak kenal/paham dengan yang dikatakan "kosong" itu akan sakit pikiran.

Tubuh kosong ini Allah ciptakan. Diciptakan Allah terdahulu sebelum diciptakannya segala sesuatu. Kosong itu adalah tubuh mahasuci. Tubuh mahasuci itulah yang dikatakan sebagai zat. Jadi, zat adalah sifat Tuhan. Bukan Tuhan. Yang disebut Tuhan atau Diri Pribadi Tuhan yang sebenarnya adalah Zatnya zat (Rabbul Izzati; Tuhan sekalian zat). Itulah Tuhan.

Kalau zat saja sudah bersifat Laysaka mitslihi syaiun; tidak ada seumpamanya; tidak sama dengan sesuatu, maka Tuhan bersifat terlebih Laysa; tidak bisa ditafsirkan.
Pemahaman hakiki inilah yang perlu kita pahami. baru kita bisa "sampai" kepada Tuhan.
Sebab,
  • Jika pengetahuan seseorang sampai ke Tuhan, sampailah ia kepada Tuhan;
  • Jika pengetahuan seseorang hanya sampai ke zat, maka ia hanya sampai kepada zat saja;
  • Jika pengetahuan seseorang hanya sampai ke nur dan cahaya-cahaya saja, maka ia hanya sampai kepada nur dan cahaya-cahaya saja;

    Hadis Qudsi:

    Awwalu wa khalaqallahu nuuri nabiyyika, ya Jabir. Fa khalaqa min hul asya' wa anta tilkal asya'.
    Yang mula-mula sekali diciptakan Allah adalah cahaya nabimu (cahaya Ilahi)


    Diciptakan dari cahaya (Ilahi) itu Nur Muhammad. Mengenai Nur Muhammad ini Allah Berfirman
    Lawlaka lamaa khalaqtu 'aflaka
    "Jika bukan karena engkau ya Muhammad (Nur Muhammad), niscaya tidak Aku ciptakan seluruh alam."Termasuklah diri kita ini.


    Jadi jelaslah, kejadian Nur Muhammad itu dari Cahaya Allah. Dari Nur Muhammad terciptalah sekalian alam. Cahaya Tuhan itulah yang bernama Allah.


    Matahari tetap matahari; cahaya tetap cahaya. Cahaya itu bernama matahari; bukan matahari bernama matahari.


    Tuhan tetap Tuhan; Allah tetap Allah; Allah itu nama bagi zat (ismu zat).
    Tuhan tidak bernama. Yang tidak bernama itulah yang menciptakan segala-galanya.

    Cahaya Allah itu zat mutlak (zat yang tidak bersifat). Sebelum ada sifat, tentu hanya zat yang ada. Sebelum ada zat, tentulah hanya penuh-kosong (kosong sekosong-kosongnya; tidak ada sesuatu).


    Tuhan itu tertinggi dari segala yang tinggi. Tuhan itu terlabih Mahasuci dari segala yang mahasuci. Itulah sebabnya Tuhan disebut Qadim yang terlebih azali.
    (Uraian pengajian hakiki oleh Syaikh Siradj)
    Allahu'alam.
    Pemberantasan Buta Hakiki (1/2)
    Adam Troy Effendy
    By Pusaka Madinah
    Published: 2010-11-12T03:21:00+07:00
    Pemberantasan Buta Hakiki (1/2)
    5 411 reviews
    Buku ISuS

    Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

    Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

    • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
    • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
    "Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
    Tags: ,
    admin Pusaka Madinah

    Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

    4 komentar:

    Unknown mengatakan...

    http://lh4.googleusercontent.com/-Ttww9V3A4jc/UFV68473V5I/AAAAAAAAFf0/MsTe3q5PAZo/h120/aing-tea-ateuh.gif

    Pohonbodhi27 mengatakan...

    assalamualaikumwrwb.... izin belajar bang... :^

    MUX SPARROW mengatakan...

    Alaikumsalam wa rahmatullahi wa baraktuh, Mas Abdul.. silakan dengan senang hati. Seneng bertambah sodara tuk muzakarah.. http://lh5.googleusercontent.com/-_zoLovtiL6g/UM26wgL9e4I/AAAAAAAAH34/uyAjyowW2bU/s89/inshallah.gif

    Anonim mengatakan...

    Subhanallah saya baru mengerti (mungkin), jadi Allah itu nama bagi cahaya Tuhan itu sendiri, jika tidak ada makhluk, jelas gak bisa disebut.. karena itu Dia memperkenalkan diriNya sebagai Allah (Al-Ilah).. Terima kasih bang mux

     

    Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

    Copyright © Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism